Selasa, 15 April 2025
Opini publik / Rabu, 5 Februari 2025
Oleh: Larasati Anditta Putri

Dari FOMO ke JOMO: Cara Nikmati Hidup Tanpa Drama
FOMO dan JOMO

Di era digital yang serba cepat, kita sering dihadapkan pada fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan JOMO (Joy of Missing Out).

FOMO menggambarkan perasaan cemas dan takut ketinggalan informasi, momen, atau tren yang dianggap penting. Sebaliknya, JOMO menekankan kebahagiaan yang dirasakan ketika memilih untuk tidak terlibat dalam aktivitas tertentu, terutama yang berkaitan dengan media sosial atau tren terbaru.

Mengapa FOMO bisa muncul?

FOMO ini sering muncul karena paparan berlebihan terhadap media sosial. Lewat media sosial yang kita scroll, melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik atau sukses, menimbulkan perasaan "kalah" atau tertinggal. Kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain dan keinginan untuk selalu terlibat dalam segala hal bisa memperkuat perasaan FOMO ini.

Apa dampak dari FOMO?

Perasaan FOMO yang ada bisa menyebabkan kecemasan, stres, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan sendiri. Membuat merasa tertekan untuk selalu mengikuti tren terbaru meskipun sebenarnya tidak suka dan tidak menikmatinya. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional kita, lho.

Sebagai respons terhadap FOMO, muncul lah konsep JOMO. Dari prinsip JOMO ini, kita belajar untuk menikmati momen saat tanpa merasa tersaingi dan perlu mengikuti apa yang sedang tren. Kita berarti menghargai kesederhanaan dan menemukan kebahagiaan dalam aktivitas yang benar-benar bermakna bagi kita.

Menerapkan JOMO dapat membantu untuk dapat lebih fokus pada hal-hal yang penting, mengurangi stres akibat tekanan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Dengan ga terus-terusan membandingkan diri dengan orang lain, kita dapat menghargai momen-momen sederhana dalam hidup dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.

Contoh nerapin JOMO, gimana sih?

Daripada merasa harus mengikuti setiap tren di media sosial, penerapan JOMO mungkin memilih untuk menghabiskan waktu dengan cara yang lebih bermakna dan melakukan apa yang ia suka, misalnya membaca buku, berjalan-jalan di alam, atau sekadar bersantai di rumah.

Nah, sebagai pribadi cerdas yang mengarungi era digital, ayo buat diri kamu jadi pribadi yang bijak dalam memahami dan mengelola perasaan FOMO dengan menyikapinya menggunakan prinsip JOMO, sehingga dapat membantu menjalani hidup yang lebih seimbang dan memuaskan tanpa harus selalu terlibat dalam tren yang ga penting!

Newsletter

Ingin tahu perkembangan berita, artikel, opini dan karya sastra dari kami? Drop email anda untuk berlangganan

Keamanan email anda menjadi prioritas keamanan kami

Risalah Maritim

Ingin baca cerita inspiratif, berita terupdate dan karya menarik? Kami hadir untuk mendorong literasi di kalangan muda

Tautan Cepat

Logo UKM dan Universitas

Logo UKM Jurnalistik Risalah Maritim Logo UMRAH

© 2024 Risalah Maritim. Developed by Aidil Baihaqi